Selasa, 24 November 2009

HYDROCEPHALUS


1. PENGERTIAN
Hydrocephalus berasal dari bahasa Latin yaitu "Hydro" yang berarti "air" dan "Cephalus" yang bererti "kepala".

Hydrocephalus adalah kelainan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinal dengan tekanan intrakranial yang meninggi, sehingga terdapat pelebaran ventrikel (Hassan, 2002). Pelebaran ventrikel ini akibat ketidakseimbangan antara produksi dan absorbsi cairan serebrospinal (Huttenlocher, 2002). Hydrocephalus selalu bersifat sekunder, sebagai akibat penyakit atau kerusakan otak. Adanya kelainan-kelainan tersebut menyebabkan kepala menjadi besar serta terjadi pelebaran sutura-sutura dan ubun-ubun (Wiknjosastro, 2003).

II. SEJARAH PENYAKIT
Kita mengenal “Hydrocephalus” sebagai suatu kelainan yang biasanya terjadi pada bayi, dan ditandai dengan membesarnya kepala melebihi ukuran normal. Dalam keadaan normal, tubuh memproduksi cairan otak (Cairan Serebro Spinal = CSS) dalam jumlah tertentu, untuk kemudian didistribusikan dalam ruang-ruang ventrikel otak, sampai akhirnya diserap kembali. Dalam keadaan dimana terdapat ketidakseimbangan antara produksi dan penyerapan kembali, terjadi penumpukan cairan otak di ventrikel

III. ETIOLOGI
Kasus Hydrocephalus terjadi 1 : 500 kelahiran. kondisi ini bsia dideteksi sejak masih dalam kandungan (Congenital Hydrocephalus) sehingga tindakan lanjut dari kondisi ini sudah bisa disiapkan sejak sebelum persalinan. Meskipun masih belum jelas dipahami tentang penyebab Hydrocephalus, namun beberapa kemungkinannya adalah :
1. Faktor Keturunan (Aqueductal Stenosis).
2. Gangguan tumbuh kembang janin seperti Spina Bifida, atau Encepalocele (hernia jaringan syaraf karena cacat tempurung kepala).
3. Komplikasi persalinan prematur (pendarahan intraventrikular, meningitis, tumor, cedera kepala traumatis, atau pendarahan subarachnoid). 

Dalam kondisi normal, otak memiliki sistem sirkulasi cairan Ventrikuler yang terdiri dari 4 ventrikel dan saling dihubungkan satu sama lain dengan sebuah jalur sempit. CSS mengalir melalui ventrikel dan keluar ke tempat penampungan dibagian otak, membasahi permukaan otak & tulang belakang, kemudian diserap darah dalam tubuh (Anonim, 2003).

Meskipun banyak ditemukan pada bayi dan anak, sebenarnya hydrocephalus juga bisa terjadi pada dewasa. Hanya saja, pada bayi gejala klinisnya tampak lebih jelas, sehingga lebih mudah dideteksi dan di diagnosis. Hal ini dikarenakan pada bayi ubun-ubunnya masih terbuka, sehingga adanya penumpukan cairan otak dapat dikompensasi dengan melebarnya tulang-tulang tengkorak. Terlihat pembesaran diameter kepala yang makin lama makin membesar seiring bertambahnya tumpukan CSS. Sedangkan pada orang dewasa, tulang tengkorak tidak lagi mampu melebar. Akibatnya berapapun banyaknya CSS yang tertumpuk, takkan mampu menambah besar diameter kepala (Renyta, S.Ked, 2007).

Cerebrospinal atau CSS merupakan cairan yang membungkus otak & tulang belakang. Fungsi CSS adalah :
1. Sebagai 'Shock Absorber' & melindungi otak
2. Mengangkut zat makanan ke neuron SSP dan membuang produk sisa ke darah ketika cairan direabsorpsi.
3. Mengalir antara tempurung kepala & tulang belakang guna mengkompensasi perubahan volume darah dalam otak.
4. Sebagai bantalan SSP (Valerie C. Scanlon, 2007).

IV. JENIS HYROCEPHALUS
Jenis Hydrocephalus dapat di klasifikasikan menurut :

4.1 Waktu pembentukan
o Hydrocephalus Congenital, yaitu hydrocephalus yang dialami sejak dalam kandungan dan berlanjut setelah dilahirkan.
o Hydrocephalus Akuisita, yaitu hydrocephalus yang terjadi setelah bayi dilahirkan atau terjadi karena faktor lain setelah bayi dilahirkan (Harsono, 2006).

4.2 Proses Terbentuknya Hydrocephalus
o Hydrocephalus Akut, yaitu hydrocephalus yang tejadi secara mendadak yang diakibatkan oleh gangguan absorbsi CSS (Cairan Serebrospinal).
o Hydrocephalus Kronik, yaitu hydrocephalus yang terjadi setelah cairan CSS mengalami obstruksi beberapa minggu (Anonim,2007).

4.3 Sirkulasi Ciran Serebrospinal
o Communicating, yaitu kondisi hydrocephalus dimana CSS masih bias keluar dari ventrikel namun alirannya tersumbat setelah itu.
o Non Communicating, yaitu kondis hydrocephalus dimana sumbatan aliran CSS yang terjadi disalah satu atau lebih jalur sempit yang menghubungkan ventrikel-ventrikel otak (Anonim, 2003).

4.4 Proses Penyakit
o Acquired, yaitu hydrocephalus yang disebabkan oleh infeksi yang mengenai otak dan jaringan sekitarnya termasuk selaput pembungkus otak (meninges).
o Ex-Vacuo, yaitu kerusakan otak yang disebabkan oleh stroke atau cedera traumatis yang mungkin menyebabkan penyempitan jaringan otak atau athrophy (Anonim, 2003).

V. GEJALA
Pada bayi, indikasi yang paling nyata dari Hydrocephalus adalah pembesaran kepala disertai gejala lain seperti muntah, mengantuk, cengeng, mata layuh & kejang (Anonim, 2003). 

Anak-anak atau orang dewasa memberikan reaksi yang berbeda karena tempurung kepala tidak lagi bisa membesar untuk mengakomodir penumpukan jumlah CSS. Gejala umumnya adalah muntah, mengantuk, papillederma (pembengkakan bagian syaraf optik), pandangan yang tidak jelas, diplopia (pandangan ganda), mata layu, kehilangan keseimbangan, dan kehilangan daya ingat. Pada anak-anak dapat terjadi dengan didahului oleh penutupan sutura tengkorak kepala dan secara tipikal ditandai dengan pembesaran kepala, dahi menonjol, atrofi otak, deteriorasi mental, dan kejang. Sedangkan pada dewasa sindrom mencakup inkontinensia, ketidakseimbangan dan demensia.
 

VI. DIAGNOSIS
Upaya penegakan diagnosis suatu kelainan dalam hal ini hidrosefalus dapat dilakukan dengan melakukan skrining atau deteksi dini gangguan tumbuh kembang anak. 

Dalam mendiagnosa Hydrocephalus dapat juga dilakukan lewat evaluasi klinis seorang dokter spesialis syaraf dengan bantuan teknik foto kepala seperti USG (Ultrasonography), CT (Computed Tomography), MRI (Magnetic Resonance Imaging) serta teknik-teknik lain untuk mengukur besarnya tekanan dikepala (Anonim, 2003). 
Pada penderita dewasa tanda klinis tidak sejelas pada bayi. Patokan yang digunakan adalah tanda-tanda kenaikan tekanan intrakranial. Untuk membantu penegakan diagnosis, dapat dilakukan pemeriksaan penunjang radiologis dan laboratoris. Baik pada penderita bayi maupun dewasa, pemeriksaan radiologis yang menjadi gold standard adalah CT SCAN. Sedangkan pemeriksaan laboratoris meliputi pemeriksaan darah dan CSS untuk mendeteksi adanya infeksi (Renyta, S.Ked, 2007).
 

VII. TERAPI
Setelah diagnosis hydrocephalus tegak, tindakan harus diambil sesegera mungkin, sebab jika dibiarkan dapat mengakibatkan kerusakan otak yang permanent. Pada prinsipnya pengobatan hydrocephalus ditujukan untuk memperlancar drainage (aliran pembuangan) CSS melalui prosedur pembedahan. Tujuan drainage adalah untuk mengalirkan CSS ke ruang lain dan untuk menurunkan tekanan intracranial. Dikenal beberapa metode drainage, antara lain External Ventricular Drainage, dimana CSS dikeluarkan dari intrakranial melalui suatu lubang. Metode lainnya adalah Shunting, yaitu mengalirkan CSS ke ruangan lain melalui suatu selang yang menghubungkan ventrikel otak dengan organ tubuh lain. Dikenal Ventrikulo-peritoneal Shunt, yaitu pengaliran CSS dari ventrikel otak ke peritoneum di rongga abdomen, ada pula Ventrikulo atrial shunt yaitu shunting dari ventrikel otak ke atrium jantung (Renyta, S.Ked, 2007).

VIII. PENCEGAHAN
Tidak ada pencegahan khusus yang dapat dilakukan agar terhindar dari penyakit ini. Namun secara umum, penjagaan kesehatan bagi para ibu hamil dan menyusui sangat diperlukan. Para ibu hamil dan menyusui diharapkan memperhatikan gizi makanan mereka agar memiliki daya tahan tubuh yang baik, sehingga dapat terhindar dari berbagai penyakit.

Tiada ulasan: